Rabu, 30 November 2011

SIAPAKAH SYETAN,IBLIS DAN QARIN ITU ?

 Setan menurut bahasa Arab adalah ruuhun syariirun atau ruh yang sangat jahat/buruk, al-hayatul khabitsah atau suatu kehidupan yang sangat buruk dan mutamarridun madsadun atau pendurhaka yang merusak”. Sedangkan setan secara istilah adalah sifat yang jahat yang tersembunyi dalam diri jin dan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan dan kehancuran. Jadi syetan adalah profesi atau sebutan dari kalangan jin dan manusia yang jahat. Hal ini sesuai dengan definisi Allah mengenai syetan dalam Al Qur’an:

“syetan yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia dari (golongan jin dan manusia”
(QS. An-Naas: 5-6)

“ dan demikian kami jadikan bagi tiap – tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan dari jenis manusia dan dari jenis jin. Sebagian lagi membisikkan kepada sebagian lagi perkataan – perkataan yang indah – indah untuk menipu manusia. Jikalau tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan,”
(QS Al-An’am: 112)

dia antara sifat syetan itu adalah sifat congkak, sesat dan cinta terhadap kejahatan. Jin yang bersiofat congkak dan cinta kejahatan disebut setan. Manmusia yang memiliki sifat tersebut disebut juga setan. Setan dari jenis manusia dan setan dari jenis jin yang ditetapkan Allah sebagai musuh para nabi itu menperdaya sebagian yang lain dengan kata-kata indah yang dibisikannya. Yang dimaksud dengan membisikkan disini adalah memindahkan pengaruh internal dari sebagian kepada sebagian yang lain, menipu dan mendorongnya untuk berbuat congkak, sesat dan maksiat kepada Allah Azza Wa Jalla.

Setan jenis manusia, sepak terjangnya dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh mata telanjang kita, begitu pula bentuk permusuhan mereka terhadap nabi dan orang yang beriman itu. Sementara seyetan jenis jin bercampurbaur denjgan manusia untuk menjerumuskan dan menyesatkanya dengan cara – cara yang tidak diketahui manusia. Sebagaimana firman Allah di Al Qur’an:

“dan kami tetapkan bagi mereka teman – teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada dihadapan dan dibelakang mereka dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jin dan manusia; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi”
(QS Fusshilat: 25)

“ dan orang-orang kafir berkata, “ya Tuhan kami perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian jin dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kami kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina”
(QS Fusshilat: 29)
QARIN

“barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Allah yang maha pemurah (Al Quran), kami adakan baginya setan, maka setan itulah menjadi teman (al Qarin) yang menyertainya”
(QS az-Zukhruf: 36)

rasulullah muhammad saw bersabda tentang al Qarin, “tidak satupun dari kamu yang tidak diwakilkan oleh Allah seorang qarin (peneman) baginya dari bangsa jin.” Para sahabat bertanya. “apakah qarin itu juga diperuntukkan bagimu wahai Rasulullah Muhammad SAW?” beliau menjawab, “juga bagi saya, akan tetapi Allah SWT telah menolongku terhadapnya, lalu ia masuk Islam, sedangkan ia tidak akan menyuruhku kecuali pada kebaikan.”
(HR muslim)

Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “tidaklah ada seorang diantara kalian kecuali disertakan untuknya qarin dari jin dan qarin dari malaikat.”
(HR Muslim dan Ibnu Mas’ud)

sangat jelas bahwa Qarin itu merupakan salah satu suku bangsa jin yang disebut QARIN yang ditugaskan Allah untuk selalu mengikuti manusia dalam setiap aktivitasnya. Kemungkinan jin qarin masuk Islam oleh pengaruh manusia dijelaskan Dr. Al Asyqar berkata: bisa jadi seorang muslim manpu menpengaruhi jin pendampingnya kemudia dia masuk Islam”.

Tetapi Syeikh Wahid Abdus Salam Bali berkata: apa yang dikatakan oleh Dr. Al Asyqar perlu ditinjau, karena pernyataannya tersebut mengisyaratkan bahwa setiap muslim bisa menpengaruhi jin pendampingnya hingga masuk Islam, bahkan secara tegas beliau menyatakan hal ini. Padahal yang benar tidaklah demikian, karena pemberitahuan di dalam hadist tersebut lahiriahnya menunjukkan bahwa hal tersebut khusus bagi Nabi Muhammad SAW. Siapa yang menyatakan berlaku bagi umum maka ia harus mengemukakan dalil. Sepanjang yang saya ketahui tidak ada dalil yang mendukung pendapat itu.

Sahabat Umar bin Khattab yang dikenal kuat aqidahnya dan baik komitmen agamanya, ditakuti syetan (golongan jin) tetapi beliau tidak manpu mengislamkan jin pendampingnya. Selain itu seandainya seorang muslim selain Nabi Muhammad SAW manpu mengislamkan jin pendampingnya niscaya tidak ada lagi diadakannya ujian dan cobaan.

Seringkali kita mendengar kasus-kasus kesurupan dan menonton sinetron atau reality show bertema jin, dimana “makluh ghaib” yang merasuki tubuh manusia atau berada ditempat/rumah setelah dimediumisasi mengakui sebagai ruh Rasulullah Muhammad SAW, ruh personil walisanga, ruh bung karno, ruh raja-raja terdahulu dan ruh dari keluarga. Si “makluh ghaib” itu menyakinkan dengan manpu menyebutkan tempat suatu kejadian, peristiwa-peristiwa tertentu, silsilah/nasap keluarga dan sebagainya, hal ini membuat orang-orang disekitarnya menyakini bahwa yang merasuk memang ruh yang gentayangan.

Kalaupun ada kesamaan antara pengakuan si “makluh ghaib” dengan sejarah hidup seseorang yang telah meninggal, bukanlah merupakan bukti bahwa itu ruh orang tertentu yang bergentayangan. Itu adalah ulah jin qarin orang tersebut saat masih hidup. Si jin qarin ini berumur penjang dari orang itu yang memiliki data-data lengkap mengenai kehidupan orang itu. Tentunya dengan mudah menjabarkan sejarah hidup orang itu.
IBLIS

iblis menurut bahasa arab berasal dari kata ablasa – yublisu – ilbisan yang berarti putus asa, frustasi atau berdukacita. Iblis menurut Al Qur’an adalah salah satu dari golongan jin yang ingkar terhadap perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam as. Hal tersebut sebagaimana firman Allah:

“Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada malaikat,’sujudlah kamu kepada adam,’maka kecuali ilbisd. Dia adalah golongan jin, maka ia mendurhakai perintah tuhannya…” (QS. Al Khafi: 50)

Allah Swt berfirman:
”Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Nabi Adam as) diwaktu aku menyuruhmu?” iblis menjawab:”aku lebik baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS al A’raf: 12)

sangat jelaslah iblis itu bukan makluk baru ciptaan Allah SWT atau tafsiran beberapa ulama terdahulu Iblis itu merupakan malaikat yang membangkang Allah Azza Wa Jalla. Kedua ayat Al Qur’an diatas secara implisit dan tegas menyebutkan iblis berasal dari golongan jin yang tercipta dari api. Sedangkan makluk Allah yang tercipta dari api hanya bangsa jin bukan manusia yang tercipta dari tanah atau bangsa malaikat yang tercipta dari cahaya.

Selain itu ada beberapa dalil yang membuktikan bahwa sebelumnya Iblis bukan dari golongan malaikat melainkan golongan jin:
1. Iblis memiliki keturunan, sementara malaikat tidak memiliki keturunan.
2. malaikat terjaga dari segala dosa, sementara ilbis tidak terjaga dari dosa
3. Iblis tercipta dari api, sedangklan malaikat tercipta dari cahaya.
4. dalam Al Qur’an ditegaskan bahwa syetan adalah jin.
5. banyak riwayat dari rasulullah muhammad saw dan para sahabat yang sampai kepada kita yang menegaskan bahwa Iblis adalah jin.

Sumber :
blognyafitri.wordpress.com

Iblis Menurut Al-Qur'an dan Hadits

Al Qurthubi didalam tafsirnya tentang surat al Jin menyebutkan bahwa para ahli ilmu telah berbeda pendapat tentang asal usul dari jin. Al Hasan al Bashri mengatakan bahwa jin adalah anak dari iblis sedangkan manusia adalah anak dari Adam. Diantara mereka ada yang beriman dan ada yang kafir, mereka semua sama dalam hal pahala dan siksa. Barangsiapa diantara mereka yang beriman maka dia adalah wali Allah dan barangsiapa dari mereka yang kafir maka ia adalah setan.

Ibnu Abbas berkata,”Jin adalah anak dari jaan dan mereka bukanlah setan. Mereka (jin) juga mati, diantara mereka ada yang beriman dan ada yang kafir. Sedangkan setan adalah anak-anak iblis yang tidak mati kecuali bersama iblis.

Didalam tafsir surat an Nas, Qatadah mengatakan bahwa dari kalangan jin terdapat setan-setan dan dari kalangan manusia juga terdapat setan-setan, pendapat ini menguatkan pendapat al Hasan al Bashri diatas, firman Allah swt :

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ

Artinya : “dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin.” (QS. Al An’am : 112)

Didalam kitab “Hayah al Hayawan al Kubro” karya ad Damiriy tentang jin bahwa yang masyhur adalah bahwa jin merupakan keturunan dari iblis. Ada yang mengatakan bahwa jin adalah satu jenis dan iblis adalah satu dari mereka, tidak diragukan lagi bahwa jin adalah keturunannya seperti yang dimaksud dengan firman Allah swt :

أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاء مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ

Artinya : “Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?” (QS. Al Kahfi : 50). Dan siapa yang kafir dari kalangan jin maka disebut dengan setan.

Didalam kitab “Akaam al Marjaan fii Ahkaam al Jaan” karya seorang pakar hadits asy Syubliy disebutkan bahwa jin mencakup malaikat dan juga yang lainnya yang tersembunyi dari penglihatan, sebagaimana firman Allah swt :

Artinya : “Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin.” (QS. Ash Shaffat : 158), karena orang-orang musyrik menganggap bahwa malaikat adalah anak-anak Allah.
Dia mengatakan bahwa setan adalah jin yang berbuat maksiat dan mereka adalah anak-anak iblis.. al Jauhariy mengatakan bahwa setiap pembangkang dari kalangan jin, manusia dan binatang disebut dengan setan. Orang-orang Arab menamakan ular dengan setan. (fatawa al Azhar juz X hal 146)

Adapun tentang penciptaan jin maka disebutkan didalam firman-Nya :
Artinya : “dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al Hijr : 27)
Juga didalam firman-Nya yang lain :

وَالْجَآنَّ خَلَقْنَاهُ مِن قَبْلُ مِن نَّارِ السَّمُومِ

Artinya : “Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar Rahman : 15)
Al Iroqi mengatakan dari Ibnu Abbas : مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ adalah dari nyala api, yang paling baik darinya.
Ali bin Abi Thalhah mengatakan dari Ibnu Abbas مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ adalah dari api murni, demikian pula pendapat Ikrimah, Mujahid, adh Dhahak dan yang lainnya.
Diriwayatkan Oleh Imam Muslim dan Ahmad dari Aisyah berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang telah disifatkan kepada kalian.”

Wallahu A’lam